Waspira News | Kab Bandung – Tugu perjuangan Baleendah yang merupakan monumen symbol perjuangan pada jaman dahulu di bangun untuk mengenang jasa para perjuang bangsa indonesia. Selain itu juga merupakan simbol perlawanan dan nilai-nilai heroik masyarakat Kabupaten Bandung. Yang tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip budaya lokal.
Monumen tugu endah juang siliwangi yang di bangun di Jalan Adipati Ukur no 3 tepatnya di Kampung , Kecamatan Baleendah Bandung Selatan. Tugu ini memiliki arti dan makna sejarah bagi warga masyarakat Baleendah dan sekitarnya .Orang setempat menamakannya, Tugu baleendah akan tetapi sangat di sayangkan tugu baleendah yang tidak terawat ada beberapa patung pahlawan yang rusak. Selain itu juga belum ada perbaikan terkait monumen tugu Baleendah. Karena monumen tersebut aset untuk warga sekitar dengan adanya pasar minggu yang bertempat di sana banyak masyarakat yang datang ke tugu Baleendah.
Sejarah tugu Juang Baleendah ini dibangun sekitar tahun 1974 dan diresmikan setahun kemudian. Tepatnya pada ketika hari ulang tahun Kodam VI Siliwangi ke-29 dan Hari kebangkitan Nasional yang ke-67 pada tanggal 20 Mei 1975.
Tugu Juang Baleendah ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat yaitu H. Aang Kunaefi dan Pandam VI Silwangi Mayjen TNI Himawan Susanto.
Nikmat Kemerdekaan bagi warga Indonesia merupakan suatu berkah. Selain itu juga anugerah dan sekaligus merupakan hak bagi segenap orang-orang di dunia.
Rakyat dari Kabupaten Bandung telah menjadi saksi dan terlibat langsung dalam setiap usaha untuk memperjuangkan. Dan mempertahankan kemerdekan Indonesia melawan para penjajahan.
Sejarah Monumen Tugu perjuangan Baleendah
Sejarah telah mencatat, bahwa perlawanan rakyat dari kabupaten Bandung telah di mulai sejak awal mula kedatangan bangsa asing untuk menginjakan kakinya di negeri Indonesia tercinta ini.
Sekitar abad ke-17, awal pergerakan di mulai ketika penguasa Tatar Ukur, Adipati Wangsanatakusumah atau yang lebih terkenal dengan julukan Dipati Ukur. Mengadakan pemberontakan terhadap benteng pertahanan VOC di Batavia.
Konon, beliau berhasil menewaskan Komandan VOC. Sehingga VOC balik membalas serangan dengan mengerahkan pasukan sebanyak 2.866 orang pada jamannya.
Perjuangan perlawanan rakyat Kabupaten Bandung terus berlangsung hingga tercapainya kemerdekaan untuk Republik Indonesia.
Bahkan perjuangan Dipati Ukur dan para tokoh di Kabupaten Bandung tidak berhenti sampai proklamasi kemerdekaan. Melainkan ikut dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari berbagai rongrongan bangsa asing yang ingin kembali berkuasa di tanah air.
Tidak hanya kaum pria bahkan kaum wanita pun ikut berjuang secara fisik. Melalui pergerakan laskar wanita Indonesia atau yang sering di sebut Laswi.
Bagi para rakyat Kabupaten Bandung lebih baik hancur berkalang tanah dari pada harus hidup terjajah oleh bangsa asing.
Perjuangan dan pengorbanan heroik dari Mohammad Toha dan Mohammad Ramdan, yang merupakan para pahlawan Bandung Selatan. Merupakan api semangat yang berpegang teguh pada jati diri anak bangsa.
Pewarta : Tim/RedWN
Leave feedback about this