Waspira News | Pembongkaran Pasar Banjaran Untuk Revitalisasi, Deru suara mesin eksavator, menggelegar merusak dan menghancurkan sejumlah kios bersama pekatnya debu yang mengganggu. Dentuman martil yang tiada henti, dengan pengawalan beberapa petugas lapangan yang terus mendesak agar para pedagang yang tengah berjualan. Segera mengosongkan kiosnya, akhirnya berhasil membuat para pedagang lokasi 1 (satu) yang tengah berjualan ketakutan hingga tunggang langgang meninggalkan kiosnya. Selasa, (15/8/2023).
Pembongkaran Pasar Banjaran Untuk Revitalisasi
Seketika itu juga sejumlah pedagang, segera menyelamatkan dagangan dan asset berharga mereka, karena takut kiosnya di bongkar dan. Di hancurkan dan kejadian Pembongkaran terjadi pada hari. ( Minggu 13/ 8/2023 ).
Di tengah kebingungan, sebagian pedagang, lebih memilih menyelamatkan barang dagangannya ke rumah masing-masing, karena sebagian mereka belum mendapatkan kios. Yang layak di Tempat Penampungan Berdagang Sementara (TPBS).
Kemarin menjadi hari yang sangat melelahkan bagi para pedagang, dari sekian banyak hari yang tiada henti mengintai para pedagang. Dalam kekhawatiran dan kegelisahan.
Para Pedagang Yang Masih Bertahan Di Blok Tumaritis
Hari ini Senin, (14 Agustus 2023) sebagian pedagang lokasi 1 dan 3 / blok tumaritis, masih berjualan seperti biasanya. Dan entah apa yang akan terjadi hari ini ? yang kami tahu katanya mereka sedang kejar target agar acara peletakan. Batu pertama besok Selasa tanggal 15 Agustus 2023 bisa terlaksana, dan tentu seperti biasanya, moment seperti ini akan di suarakan di berbagai media, dengan narasi indah nan estetik seperti biasanya.
Seperti apapun, sebagai jelata awam yang minim perlindungan, kami tetap mendoakan yang terbaik, semoga acara peletakan batu pertama esok hari, bisa berjalan lancar.
Meskipun di bawah tangisan dan derita ribuan pedagang Pasar Banjaran.
Tujuan Revitalisasi
Seperti yang di katakan salah satu narasumber, sebagaimana banyak di kemukakan Pemkab Bandung di berbagai media, bahwa tujuan. Revitalisasi Pasar Rakyat Banjaran di antaranya untuk menyelesaikan persoalan kemacetan, PKL dan penanganan sampah.
Ada sekitar 1.600 pedagang eksisting dan 600 PKL yang berada di sekitar terminal yang akan pemkab Bandung akomodir. Di TPBS yang telah di sediakan.
Bahkan Pemkab bandung pernah mengklaim telah berhasil mengarahkan para PKL Pasar Banjaran yang menjadi persoalan penataan kota dan menjadi faktor kemacetan di Kota Banjaran ke TPBS yang sudah di sediakan.
Memang benar PKL sekitar terminal Banjaran pernah berhasil di paksakan untuk di tampung di TPBS meski hanya beberapa saat saja, hingga akhirnya PKL kembali lagi berjualan ke tempat semula di sekitar terminal, karena faktanya TPBS tidak siap menampung sekitar 1600 pedagang eksisting dan 600 PKL, bahkan setelah kios pedagang eksisting di hancurkan secara paksa, hingga hari ini TPBS tetap tidak bisa menampung seluruh pedagang eksisting dan PKL.
PKL sekitar terminal saat ini, justru terpantau mengalami peningkatan jumlah hampir dua kali lipat, paska beberapa kios pedagang eksisting di hancurkan apalagi hari Minggu kemarin tanggal 13 Agustus 2023 Pemkab Bandung dan pengembang juga telah berhasil meratakan banyak bangunan kios di lokasi 1 setelah lokasi 2 berhasil di ratakan sebelumya.
Seperti kejar target, sebagaimana banyak di informasikan bahwa hari Selasa 15 Agustus 2023 pemkab bandung ingin segera melakukan peletakan batu pertama.
Hal inilah, yang menjadi salah satu alasan banyaknya pedagang eksisting yang selama ini menolak revitalisasi dan memilih tetap bertahan dan berjualan di pasar lama, karena dari awal terkesan di paksakan dan hanya membuat para pedagang justru semakin tidak faham urgensi revitalisasi saat ini sebenarnya untuk apa dan akan di bawa kemana.
Selain banyak komitemen yang telah di sepakati seringkali tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Harapan Masyarakat Para Pedagang
Kami hanya bisa berharap, semoga para pedagang tidak sekedar jadi komoditas, mengingat proyek revitalisasi Pasar Banjaran saat ini menelan anggaran ratusan milyar , suatu nilai yang fantastis atau bukan kecil dan telah mempertaruhkan nasib ribuan nyawa manusia yang selama ini menggantungkan hidupnya di Pasar Banjaran.
Sedangkan di dalam Pancasila alinea ke 2, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, di manakah hati nurani, keadilan dari setiap insan manusia jika tidak lagi mengedepankan etika beradab ?
Di mana kah wahai hati nurani, jika di wilayah sendiri rasa keadilan dan kebijakan telah hilang, maka para pedagang akan mencari keadilan di pusat atau Jakarta, agar pemerintah pusat, baik Presiden dan kementerian terkait, kepolisian maupun DPR RI yang kata nya adalah wakil rakyat, harus bisa menyelesaikan dengan baik atas apa yang saat ini di rasakan masyarakat para pedagang di pasar Banjaran.
RedWN
Leave feedback about this