Waspira News | Kabupaten Bandung – Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi selanjutnya di singkat P3-TGAI adalah program perbaikan. Rehabilitasi atau peningkatan jaringan irigasi dengan berbasis peran serta masyarakat petani yang di laksanakan oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air,(P3A). Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) atau Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A).
Di Desa Sukasari Program P3-TGAI
Rabu, (21/06/23) Pihak media menyambangi pengerjaan P3-TGAI yang berada di Kp. Sindang Leret Rt. 01/08 Desa Sukasari. Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung, dari keterangan para pekerja pekerja yang menerima borongan dari kelompok tani Wangsa Wiguna mengatakan . “Saya di sini hanya melanjutkan pengerjaan yang kemarin di borongkan oleh ketua kelompok Bapak Binyo dari orang kiangroke. Karena alasan tidak sesuai akhirnya kabur meninggalkan kerjaan dan hanya sanggup mengerjakan 2 minggu saja.
Keterangan Pekerja
Lanjut Pekerja di lapangan, dan saya mengerjakan program ini baru 1 minggu dan di borong sebesar Rp. 14.000.000,00,-. Namun saya pun tidak tahu kelanjutannya bagaimna soalnya anggaran sudah habis, kalau untuk spek bahan material. Saya tidak tahu saya hanya mengerjakan saja, dan di tambah petani di sini tidak ada yang mau membantu. Jangan kan ikut serta memberi akses jalan untuk membawa material pun susah. Ujar pekerja.
Baca Juga : Program P3-TGAI Di Cimaung Tingkatkan Infrastruktur Petani
Untuk lebih lanjut pihak media mencoba menghubungi ketua P3A bapak Binyo sebagai ketua P3A Wangsa Wiguna. Tetapi yang bersangkutan sedang tidak ada di tempat.
Program P-3TGAI
Sedangkan di Desa Sukasari ada 3 kelompok yang menerima program P3-TGAI Tahun 2023 yaitu kelompok, Tirta Wiguna. Wangsa Wiguna dan Setia Bakti tetapi dari ke 3 kelompok tersebut ketika melakukan pengerjaan tidak memasang papan informasi.
WhatsApp Dari Ketua P3-TGAI Desa Sukasari
Bila melihat dari segi prosedur seharusnya Ketua P3A memasang papan informasi supaya adanya keterbukaan informasi kepada publik sesuai UU No.14 Tahun 2008.dan bila mana program tersebut tidak ada tindakan dari pihak terkait maka sangat besar kemungkinan adanya praktek korupsi dalam program P3-TGAI di Desa Sukasari.
Kamis, (22/6/2023) yang tidak ada di lokasi pekerjaan, awak media mencoba menghubungi lewat. WhatsApp terkait carut Marut program P3-TGAI dan Binyo mengatakan sedang ada di luar.
Pihak media akhirnya bisa berkomunikasi dengan ketua P3A Wangsa Wiguna Bapak Binyo lewat sambungan WhattApp mengatakan. ” Saya ketua nya ini aspirasi dari H. Anang dan Kakak saya H.Nono yang mengawalnya, Papan proyek ada di pasang dan di kawal terus oleh pendamping dari balai.
Keterangan Ketua P3-TGAI Wangsa Wiguna Binyo
Lebih lanjut Binyo, Pekerja di upah ke pekerja karena saya tidak bisa . Untuk izin petani kalau tidak di kasih izin. Mana bisa di bentuk, Volume pekerjaan 540 meter dan di upah sampai beres (di borongkan)” Ujar Binyo
Selain itu ketika di tanyakan terkait di rinya sering tidak ada di lokasi pengerjaan P3-TGAI Binyo pun menjawab. “Kenapa saya sebagai ketua tidak harus selalu ada di lokasi, saya juga harus kerja cari makan memang jadi ketua P3A di gaji. Kalau tidak ngaduk Tidak ada Upah” Pungkas Binyo
Dari pernyataan Bapak Binyo memang sedikit nyeleneh tentang program tersebut, padahal jabatan dirinya menjadi ketua P3A. Harus menguasai teknis juklak & juknis pun harus memahami.
Lain di lapangan Padahal sebelumnya Rabu, (21/06/23) pihak media sudah menyambangi pengerjaan P3-TGAI milik kelompok. Wangsa Wiguna dan jelas di situ papan proyek atau informasi tidak ada di lokasi, sesuai apa yang di utarakan para pekerja di lokasi tersebut.
Program P3-TGAI adalah amanah Pemerintah untuk kesejahteraan petani, tetapi jika seperti ini sudah jelas hanya menghamburkan anggaran negara saja, terlepas dirinya saudara dewan atau apa yang harus di ingat bahwa anggaran tersebut dari pemerintah bukan dari dewan.
Pernah mengatakan Ditjen (SDA) Jarot Widyoko “Saya sampaikan bahwa kegiatan P3-TGAI tidak ada yang dikontraktualkan, uang dari pemerintah langsung ke jantungnya, ke rekening perkumpulan petani. Selain itu kegiatan ini juga tidak ada proses penunjukan langsung dan saya minta kepada semua balai dari Sabang sampai Merauke untuk menginformasikan bahwa kegiatan ini betul-betul murni dari pemerintah yang turun langsung ke kami untuk mensejahterakan masyarakat, memperkuat ketahanan pangan dan memulihkan perekonomian pada saat ini, bapak/ibu jangan ada yang tertipu lagi!”.
Pewarta : Tim-RedBN
Leave feedback about this