Waspira News | Kabupaten Bandung – Pekerjaan P3-TGAI Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi adalah program perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan jaringan irigasi. Dengan berbasis peran serta masyarakat petani yang di laksanakan oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air. (GP3A) atau Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A).

Carut Marutnya P3-TGAI Kelompok Tani Caringin Pasir Kemir
Sejatinya P3-TGAI di laksanakan untuk mendukung kedaulatan pangan nasional sebagai perwujudan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sector strategis ekonomi domestik. Sebagaimana termuat dalam program nawa cita ke tujuh melalui pemberdayaan masyarakat petani dalam perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi. Dan peningkatan jaringan irigasi secara partisipatif di wilayah pedesaan.
Baca Juga : Peredaran Miras Di Ciwidey Merajarela, Ini Tanggapan Distributor Miras Di Ciwidey
Tetapi pengerjaan P3-TGAI yang di kerjakan oleh kelompok tani Mitra Cai Blok Caringin Raja Desa Lebak Muncang Kecamatan Ciwidey. Kabupaten Bandung. Tepat nya di Kp. Buni Asih Rt.1 / Rw. 28 di duga tidak sesuai prosedur Senin , (14/8/23) Awak media menyambangi pengerjaan tersebut, terlihat para pekerja lansir hilir mudik mengangkut batu, pasir dan semen. Adapun keterangan salah satu pekerja mengatakan Pekerjaan ini sudah berjalan 3 bulan dengan volume 520 meter dengan pekerja kurang lebih. 8 dan sekarang tinggal 3 orang dan untuk bahan material semua ketua yang membeli, pasir memakai cimalaka kalau batu jati wangi.
Pengadaan Bahan Matrial
Adapun untuk pengadaan bahan material terlihat di lapangan memakai batu tras, bukan batu belah melainkan yang tidak berkualitas dan terlihat. Untuk pasir ada 2 jenis, untuk semen pun menggunakan semen SNI Rajawali dengan selisih harga berbeda dari kualitas semen lain.
Lanjut pekerja, kalau untuk semen garuda, dengan ketinggian tembok. 50 cm dan topi atas 34 cm bila di hitung persenan pengerjaan ini kurang lebih 80 %, namun untuk upah. Memang minim tukang di bayar Rp. 135,000,00,- laden Rp. 100.000,00 ketua kelompoknya Bapak Yana ketua Rw. 28, ” Ujar pekerja. Yana
Adapun pernyataan dari pekerja lansir mengatakan, pekerja sebanyak 2 orang dan untuk jarak tempuh angkut lansir batu dan pasir. Semen kurang lebih jarak 5000 meter dari tempat penyimpanan bahan material ke tempat pembangunan P3-TGAI, ketika di tanyakan. Tentang upah lansir menggunakan ojek di bayar truk Rp. 1000,000,00,- per truk itu pun menggunakan motor, untuk lansir. Di borongkan
Harian Ongkos Kerja
Tetapi dari pernyataan yang di lontarkan oleh petani terkait Harian Ongkos Kerja (HOK) bila di lihat dari Rencana Anggaran Biaya. (RAB) di tuliskan untuk upah tukang Rp. 150,000,00,- dan laden Rp. 139,700,00,- meskipun dalam pengerjaan P3-TGAI ada lansiran, seharusnya jangan di sangkut pautkan dengan para pekerja karena dalam RAB untuk biaya lansir sudah di sediakan.
Berbeda pendapat dari warga masyrakat, untuk pengerjaan P3-TGAI tersebut mengatakan, jika untuk pengerjaan di gali dulu 30 cm. Dan untuk pekerjaan yang tidak bagus diakui oleh Yana selaku dan ketua kelompok sekaligus ketua Rw. 28, ujar Rw
Di tambahkan pula oleh ketua Rw. 028 lewat wawancara secara langsung di lokasi proyek kepada awak media, bahwa adanya informasi pemotongan dari program proyek P3 – TGAI sebesar Rp 20 juta oleh oknum yang mengaku tim aspirasi partai PKB Kecamatan ciwidey, ujar ketu
Terlepas dari itu pihak media mencoba menghubungi ketua kelompok terkait adanya pekerjaan tersebut bahwa pekerjaan tersebut di borongkan dipihak ketigakan , karena program ini di berikan oleh pemerintah lewat kementerian agar tepat sasaran secara baik dan di rasakan manfaatnya oleh oleh para petani dan rakyat serta tidak diperkenankan adanya pemotongan dengan alasan apapun.
Pewarta : Tim-RED/WN
Leave feedback about this