Waspira News | Kabupaten Bandung – Pasar Baleendah yang berada di jalan Siliwangi Kec.Baleendah Kamis, (12/1/22) Kabupaten Bandung. Keadaan pasar yang sunguh berantakan dengan lapak parkir tidak beraturan alias amburadul dan banyak pedagang kaki lima berada di badan jalan mengakibatkan macet tersebut.
Serta banyak nya sampah yang berserakan dari mulai masuk pasar dan mempersulit kami untuk berjalan mengelilingi lokasi, ketika melewati lorong lorong pasar. Dan banyak nya genangan air yang menyatu dengan sampah mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Ketika sampai di belakang pasar kami meninjau jalan yang rusak dan kotor, adapun Tempat Pembuangan Sampah Sementata (TPSS) yang berada di depan kantor dishub. Tempat Pembuangan Sampah Sementara tersebut tidak jauh dari kios kios pasar yang di berada di pinggir jalan.
Tidak semua Kios yang berada di pasar di huni adupun kios-kios yang masih kosong atau belum ada yang menempati. Kami menanyai salah satu kios pedagang yang berada di dalam pasar yang bernama Ibu Penti. “dengan kondisini pasar yang saat ini serta banyak nya kios yang kosong dan pedagang kali lima di pinggir jalan membuat pelanggan tidak nyaman akibat sampah,apalagi ketika musin sedang hujan membuat pasar tergenang air membuat pasar semakin memburuk” ujar Bu Penti.
Dilansir dari Ciremaitoday.com Sejak di resmikan. Revitalisasi Pasar Baleendah oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan kamil, jumat (15/4/2022). Sampai saat ini tidak ada perubahan sama sekali. Dalam hal apapapun baik pasar rapi ataupun bersih.
Pendapat para pedagang ingin masalah pasar saat ini dari segi jalan yang rusak, akses transportasi, lahan parkir, Pedagang kaki lima. Selain itu juga pengelolaan sampah supaya tidak berserakan dan mengeluarkan bau yang tidak enak. Agar pasar Baleendah menjadi lebih bersih dah tertib dengan tidak adanya PKL pasar menjadi lebih rapih.
Pendapat Staff yang bertugas di pasar
Saat di sambangi kantor UPTD Pasar Baleendah awak media menemui Bapak Ahmad selaku staff Pasar Baleendah. Menjelaskan dari total 900 kios yang di isi hanya 400an, beliau hanya mengurusi pengelolaan pasar. Untuk lahan parkir yang mengelola pihak dishub, tetapi nyatanya tidak ada lahan parkir yang menyebabkan parkir motor berserakan pinggir jalan. Terkait pedagang kaki lima (PKL) staff pasar tidak bisa berbuat apa apa karena tidak termasuk ke dalam wilayah pasar. Karena PKL yang berada di depan pasar di serahkan kepada Muspika untuk penertibannya.
Bapak Ahmad selaku staff, mengharapkan tidak adanya PKL, karena para pedagang yang di dalam merasa cemburu. Di karenakan terhalangi oleh para PKL yang membuat omset menurun, serta membuat macet jalan.
Terkait untuk penanganan sampah di kumpulkan oleh pekerja pasar lalu di tarik ke Tempat Pembuangan Sementera (TPS). Setelah dari TPS di serahkan kepada lingkungan hidup (LH), untuk pure sampah dari pasar itu tidak sampai 1ton perhari. Yang membuat sampah menumpuk itu dari warga yang membuang ke TPS.
Pewarta peep/RedWN
Leave feedback about this