Waspira News | Kab.Bandung – kabupaten Bandung – Dengan di bangunnya Jembatan Cikeruh ini dalam upaya penanggulangan banjir luapan Sungai Cikeruh di Desa Tegalluar, Selain itu untuk memperlancar akses kendaraan yang melintas di jembatan ini, kata Bupati bandung, Dadang Supriatna, di kutip dari akun Instagram pribadinya @dadangsupriatna.
Warga Resah Dengan Adanya Pembangunan Jembatan Sungai Cikeruh Desa Tegaluar
Pembangunan Jembatan Sungai Cikeuruh yang berada di wilayah pemerintahan Desa Tegal Luar Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung Jawa barat, disinyalir warga sekitar area pembangunan proyek tersebut merasa di rugikan, dari mulai tembok bangunan rumah menjadi retak akibat yang di timbulkan dari getaran alat berat hingga kemacetan jalan dan banjir
Padahal pembangunan Jembatan tersebut sebagaimana yang tertera di dalam papan proyek, nilai kontraknya itu mencapai hingga Rp. 10.447.008.199 dengan sumber dana berasal dari APBD Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2023
Namun dari, lamanya waktu pengerjaan sebelumnya tidak bisa di laksanakan dengan baik oleh pihak pelaksana yaitu CV.Isthie, hingga terjadilah Adendum berupa tambahan waktu lamanya pengerjaan Proyek Jembatan tersebut hingga 50 Hari Kerja kedepan, terhitung dari batas akhir lamanya waktu pengerjaan yang sudah di tentukan sebelumnya, akibatnya ( Terkena Penalti )
Saat Awak Media mencoba untuk menemui pihak CV. Isthie, tidak terlihat para pekerja berada di lokasi Proyek yang ada hanyalah tampak Alat berat yang terparkir di pinggiran sungai saja dengan kondisi pekerjaan terkesan masih semrawut. (Rabu, 17/1/2024)
Saat Awak media mencari sumber Informasi terkait pelaksanaan proyek jembatan tersebut, Bahri (57) salah satu pemilik warung nasi Padang yang berada percis di pinggir lokasi proyek tersebut mengatakan, “Setahu saya dari hari Minggu juga sudah tidak ada yang bekerja.
Bahri Warga Rt.6/Rw.8
“Yang jelas dengan adanya pembangunan jembatan ini selain pendapatan sehari hari saya jadi berkurang di karenakan jalan jadi macet dan susah untuk parkir, rumah saya juga jadi pada retak baik itu tembok dinding maupun atap yang di akibatkan oleh getaran dari alat berat tersebut.
Lebih lanjut Bahri juga mengatakan, “Sebenarnya sebelum pembangunan jembatan ini di kerjakan, warga terdekat sempat di kumpulkan untuk mendengarkan sosialisasi terkait adanya pembangunan jembatan ini, bahkan sampai pembagian konpensasi berupa pembagian uang meskipun tidak sama.
Saya sendiri menerima uang Rp.500 Ribu, tapi untuk yang lain ada yang 250 ribu dan juga 300 Ribu, “Ucapnya.
Tetapi yang paling sangat di khawatirkan oleh saya nanti saat jembatan ini selesai, kedepannya mau bagaimana dengan kondisi rumah saya ini.
Coba bapak lihat, sekarang saja ketinggian jembatan tersebut, seakan akan mau menutup muka rumah saya, nanti kalau memang rumah saya tertutup, bagaimana saya masih tetap bisa berjualan di tempat ini, “Keluhnya.
Intinya, dengan adanya pembangunan jembatan ini, saya benar benar sudah di rugikan bukan di untungkan, “Cetusnya.
RedWN
Leave feedback about this