Waspira News || Kab.Bandung — Dengan banyaknya korban dari Program Kredit yang di keluarkan Bank Harta Insan Karimah (HIK) Cabang Soreang. Pada Tahun 2015 untuk para Nasabahnya yang berada di wilayah Kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Rancabali. Hingga saat ini pihak HIK belum bisa melakukan penyelesaian yang jelas hingga Nasabah sendiri menduga ada apa di balik Misteri kematian H.Ujang
Program Kredit Bank HIK Tahun 2015 Tinggalkan Misteri Hingga Banyak Nasabahnya Di rugikan
Keluhan dan harapan para Nasabah seperti yang telah di publikasikan Awak Media Sebelumnya, kini malah makin bertambah banyak setelah. Awak Media Sendiri menelusuri permasalahan ini. Selama 2 Minggu
Baca Juga : http://Bang HiK cabang Soreang diduga rugikan nasabahnya
Seperti yang di katakan. IN (50) Warga Alam Endah Kecamatan Rancabali, Minggu 01/09/24, “Awalnya itu kisaran. Tahun 2015 yang bernama. H Ujang ( Almarhum ) yang mengaku sebagai koordinator lapangan untuk mencari nasabah yang di tunjuk langsung oleh Hadi datang kerumah saya dengan yang bernama Hadi selaku petugas Lapangan dari pihak Bank HIK
Lanjutnya, “H Ujang menyuruh saya untuk mengumpulkan Warga terdekat dengan dalih mau memberikan pinjaman modal usaha.
Baca Juga http://Nasabah Bank HIK Mengeluh Pihak Bang Malah Memilih Bungkam
“Setelah ±10 Orang Warga berkumpul di rumah saya, pada saat itu. H Ujang langsung menawari pada kami pinjaman uang. Dengan satu sarat yang di agunkan itu harus berupa Sertifikat Tanah, “Ucapnya.
Program Kredit Bank HIK Tahun 2015 Tinggalkan Misteri Hingga Banyak Nasabahnya Di rugikan
Masih Dalam Keterangan IN
” Lalu Pada keesokan harinya saya sendiri di bawa ke. Bank HIK Cabang Soreang untuk melakukan penanda tanganan pencairan uang pinjaman. Tersebut
“Pada saat itu saya sempat bertemu dengan. Kepala Cabang dan pegawai. Staf HIK. Namun yang menjadi persoalan pada saat saya menerima uang, saya merasa kaget dan bingung
“Pasalnya yang di bicarakan orang kantor dengan saya itu, besaran pinjaman saya itu sebesar Rp.15.000.000,-. Dengan besaran cicilan setiap bulannya itu Rp.2.300.000,- yang harus saya lunasi selama 36 bulan
“Kebingungan saya makin bertambah, karena begitu saya membuka Amplop dan menghitung semua uang yang ada dalam Amplop Coklat, ternyata uangnya itu ada Rp.48.000.000.padahal saya hanya pinjam sebesar Rp.15.000.000
Di tambah pegawai Bank yang menyerahkan Uang tersebut mengatakan kepada saya agar Uang di terima dulu oleh saya dan untuk masalah Administrasi sudah saya potong sebesar Rp.2000.000 kata pegawai Bank pada saat itu kepada saya.
Lalu, “Begitu saya beres menghitung uang tersebut, pada saat itu juga uang itu langsung diambil oleh H.Ujang dan salah satu pegawai Bank yang bernama Hadi sambil mengajak saya masuk keruangan kosong yang ada dekat Kantor HIK, ” Terangnya.
“Hadi dan H.Ujang memberikan uang kepada saya sebesar Rp.15.000.000 dan sisanya di bawa oleh mereka berdua dengan dalih untuk menutup kredit orang lain yang macet
Di karenakan rasa penasaran, saya memberanikan diri pada pegawai Staf HIk yang lain, kenapa harus ada biaya pemotongan untuk menutup kredit orang lain yang macet
Dan kenapa saya pinjam 15.000.000 kok barusan terima uangnya jadi 48.000.000, pegawai HIK pada saat itu hanya memberikan jawaban, bahwa itu semua adalah aturan Bank ini
“Sekarang Hutang sudah saya lunasi sesuai dengan yang di katakan oleh pihak HIK, tapi kenapa hingga saat ini HIK belum memberikan sertifikat tanah saya itu.
Pegawai Bang HIK Kembali Datangi Nasabah
Bahkan kemarin sempat datang pegawai HIK kerumah saya, ehh bukannya ngasih sertifikat malah nawarin lagi pinjaman, “Pungkas IN dengan sedikit nada agak kesal
Pewarta : BN
Leave feedback about this